
Lomba Tari Pergaulan Tobelo Halmahera
Tari Tobelo Halmahera Utara Maluku.
Sekilas Cerita tentang Tari Tobelo yang Sedang Viral di Indonesia.
Balayar jau balayar jau kas tinggal kampung jauh disana sio mama
Adede pe lama ade de pe lama apa tempo kita bale ulang kasana
Tobelo salalu tabayang
Ta bariundu ta barindu Tobelo so jauh dimata sio mama
Ado do kasing ado do kasiang kita rindu pa ngoni samua
Hati rindu bale ulang kasana
Mo baku dapa mama papa basudara
So tara tahang rindu kadara
Tobelo marahai slalu kita bangga…
Anda yang bukan orang Maluku barangkali agak asing dengan sepenggal baris lagu di atas. Ya, lirik tersebut merupakan bagian dari lagu dari tari atau goyang Tobelo yang belakangan sedang menjadi tren tidak hanya di daerah Maluku, tapi juga meluas ke kalangan masyarakat Indonesia. Institusi pemerintah mulai dari TNI, Polri, sampai sekolah dan kantor-kantor pemerintah pun terdengar sering menggunakan lagu ini sebagai audio musik mereka saat senam setiap hari Jumat.
Wajar, tari Tobelo memang tidak hanya sederhana, tapi juga asyik untuk bergoyang. Tarian ini sama serunya dengan goyang Poco-poco yang sempat menjadi tren beberapa belas tahun silam. Nah, berikut ada sedikit cerita mengenai asal-muasal goyang Tobelo yang bisa Anda simak.
Tentang Suku Tobelo
Tobelo merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara. Daerah ini didiami oleh masyarakat asli setempat yang bernama Suku Tobelo, dengan jumlah penduduk sekitar 20.000 jiwa. Orang-orang Tobelo tinggal di bagian semenanjung utara Pulau Halmahera dan sebagian daratan Pulau Morotai. Sedangkan sisanya tersebar hidup di pedalaman pulau, seperti daerah Weda, Patani, dan Gane. Ada juga, lho, yang tinggal tidak jauh dari Kepulauan Raja Ampat, Papua.
Bahasa yang digunakan suku Tobelo adalah bahasa Tobelo, yang sedikit mirip dengan bahasa yang dipakai oleh masyarakat Papua. Adapun mata pencaharian suku Tobelo adalah berladang dan berburu. Mereka biasanya menanam aneka bahan kebutuhan pokok seperti jagung dan padi, serta sayur, pisang, tebu, dan kacang-kacangan. Ada juga yang masih melaut dan memanfaatkan hasil hutan seperti damar dan rotan.
Sistem Kekeluargaan dan Kepercayaan Suku Tobelo
Orang Tobelo menerapkan sistem patrilineal (garis ayah) dalam hal hubungan kekerabatan mereka. Sedangkan dalam hal keyakinan, mereka umumnya menganut agama Kristen Protestan. Zaman dulu ketika kebudayaan belum begitu berkembang, suku Tobelo masih menganut kepercayaan yang diturunkan dari nenek moyang mereka, yaitu memuja arwah (goma) dan tokoh dewa-dewa tertentu.
Nah, hukura (upacara kematian) merupakan salah satu prosesi adat suku Tobelo yang paling meriah dan menarik perhatian banyak orang dibandingkan dengan upacara lainnya. Hal inilah yang membuat gomahate alias syaman menjadi sosok yang penting bagi masyarakat Tobelo, sebab dialah yang dianggap paling berjasa dalam menghubungkan manusia dengan arwah nenek moyang suku Tobelo. Wah, menarik sekali ya?
Sejarah Goyang Tobelo
Nah, kita kembali lagi ke goyang atau tari Tobelo. Tarian ini tidak lepas dari lagu Hioko Tobelo II yang juga sama tenarnya di kalangan masyarakat setempat. Alunan lagu ini terdengar sangat ceria. Saking asyiknya irama lagu ini, para pengemudi angkutan umum pun tidak mau ketinggalan memasukannya dalam daftar playlist mereka.
Lagu ini sendiri diciptakan oleh Kelvin Fordatkosu, penyanyi Hip-hop, Pop, serta R&B soul yang lahir di Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku, 23 Agustus 1990 silam. Sejak dirilis pada 7 Maret 2017 lalu, video dari lagu Hioko Tobelo II ini pun sudah berhasil menarik perhatian lebih dari 1 juta pemirsa di YouTube!
Karena karakter lagunya yang meriah, akhirnya orang-orang pun berinisiatif memakainya untuk berjoget di acara-acara tertentu. Kepopuleran tari Tobelo pun semakin meluas berkat “peran” beberapa petinggi pemerintah daerah setempat, salah satunya adalah Bapak Gubernur Maluku yang sangat menyukai tarian ini. Saking gemarnya beliau pada goyang Tobelo, musik ini sampai tidak pernah absen dimainkan di setiap acara-acara pemerintahan.
Rupanya, selain mengajak masyarakat untuk bersenang-senang, beliau juga punya misi khusus, yaitu mengenalkan budaya dan hasil karya anak muda Maluku yang tak kalah berkualitas dari musik-musik pop seniman ibu kota lainnya. Keren sekali, kan?
Tidak hanya digunakan sebagai musik iringan saat kegiatan senam rutin, tari Tobelo pun juga sudah banyak dilombakan di acara-acara tertentu, lho. Selain musiknya yang asyik dan ceria, gerakannya juga mudah diikuti oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Yang lebih membanggakan, lagu ini sudah terkenal sampai ke luar negeri!
Pesan yang Terkandung dalam Lagu Tobelo
Jika diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia, lagu Hioko Tobelo II mengandung makna yang cukup dalam, yakni tentang kerinduan seorang anak rantau terhadap tanah kelahirannya nan permai, Tobelo. Pantas saja, sebab daerah tersebut memang punya bentang alam dan potensi wisata yang tidak hanya melimpah, tapi juga memiliki sejuta alasan untuk selalu dikenang. Bahkan oleh mereka yang sudah lama meninggalkan tempat ini.
Sama seperti goyang Poco-poco dan Maumere yang sempat viral beberapa waktu lalu, tari Tobelo pun punya pesan yang baik untuk direnungkan. Selain mengajak masyarakat untuk menjunjung tinggi rasa persahabatan, cinta tanah air, tetap hidup sehat dan bahagia, produk budaya ini juga bisa menjadi media untuk mempererat silaturahmi antarwarga Maluku dan Maluku Utara khususnya, serta semua masyarakat Indonesia pada umumnya.
Indonesia memang selalu punya sesuatu yang mengagumkan. Sebagai warga negara, rasanya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berbangga…
Leave a Reply