
Gunung Rakutak, Destinasi Mendaki Para Petualang
Gunung Rakutak
Gunung Rakutak adalah salah satu gunung yang berada di Bandung Selatan, tepatnya di daerah Sukarame. Wisata gunung di sekitar Bandung ternyata tak hanya Kawah Putih atau Gunung Tangkuban Perahu saja. Siapa yang sudah mendengar gunung ini? Para petualang wajib mencoba gunung perawan yang jarang didaki ini.
Meskipun banyak yang belum tahu keberadaan gunung dengan ketinggian 1922 mdpl ini, Gunung Rakutak layak sekali untuk jadi wish list pendakian. Gunung ini menawarkan kesunyian nan romantis dan alami dengan ppemandangan alam yang menarik. Selain itu jarak tempuh yang tidak terlalu lama. Apalagi gunung-gunung yang sudah familier untuk didaki kini mulai ramai oleh tenda-tenda para pendaki.
Gunung ini belum punya pintu masuk taman nasional seperti gunung-gunung terkenal misalnya Salak, Papandayan, atau Gede. Hal ini menandakan sedikitnya manusia yang menjadikan Gunung Rakutak destinasi pendakian. Tidakkah ini membuat penasaran?
Pendakian Ke Gunung Rakutak.
Gunung Rakutak berjarak ± 45 km dari pusat Kota Bandung atau ± 20 km dari Majalaya. Letaknya di sebelah selatan Kota Bandung tepatnya di Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung. Gunung yang memiliki tinggi 1922 mdpl ini, mempunyai eksotisme tersendiri. Lama pendakiannya sendiri tidak memakan waktu banyak. Kalau cepat sekitar 2 jam, tapi kalau dengan bersantai atau untuk para pemula bisa 3 sampai 4 jam menuju ke puncak.
Berniat untuk melakukan pendakian ke gunung ini? Berikut telah saya rangkum fakta mengenai gunung yang masih jarang didaki ini.
Jalur Pendakian
Untuk melakukan pendakian Gunung Rakutak ada 3 jalur. Dua di antaranya dari Desa Suka Rame, Kecamatan Pacet, dan jalur ketiga dari Majalaya. Sebelumnya setiap pendaki harus melakukan pendataan terlebih dahulu di Sekretariat Himpala Rakutak.
Ketinggiannya Bukan Sembarang 1.922 Mdpl
Total ketinggian gunung ini adalah 1.922 Mdpl. Namun jangan anggap remeh ketinggian tersebut. Gunung memang selalu gak bisa diduga. Misalnya, Gunung Papandayan yang 2.600-an Mdpl, ternyata lebih mudah ditempuh. Rakutak ini berbeda.
Ada saat-saat dimana rasanya kaki sudah tidak sanggup untuk menjejakkan langkah. Jangan pandang enteng gundukan bukit kebun bawang yang terlihat indah dari jauh. Betis akan cepat menjadi ngilu dan punggung yang membawa keril menjadi kebas karena kemiringan tanahnya terbilang cukup curam. Gunung ini memang tidak bisa disamakan dengan gunung-gunung lain yang ketinggiannya mencapai 2.000-an Mdpl.
Puncaknya Ada Tiga
Gunung Rakutak mempunyai 3 puncak, yaitu Puncak 1, Puncak 2 dan Puncak 3 atau Puncak Utama. Dari puncak 1 menuju puncak 2 terdapat jembatan yang dinamakan Sirathal Mustaqim. Jembatan ini berupa sebuah jalanan sempit seperti jembatan alam namun pada sisi kiri dan kanannya terdapat jurang yang sangat dalam.
Juga Punya Tegal Alun
Tegal Alun ini merupakan tempat yang biasa dipakai para pendaki buat ngecamp kalau kemalaman sebelum sampai Puncak Dua. Pada jalur pendakian sangat sulit ditemui tempat yang landai untuk beristirahat. Hanya ada beberapa tempat landai di jalur pendakian karena jalur pendakian yang menanjak dimulai sejak pertama pendaki melakukan pendakian.
Pendaki yang melewati jalur ini tidak akan melewati Puncak 1, karena setelah pos pertama pendaki langsung menuju Puncak 2. Di Pos 1 ada tempat beristirahat atau untuk mendirikan tenda yaitu Tegal Alun yang cukup menampung 4 sampai 5 tenda. Bisa juga mendirikan tenda di Puncak 2 atau Puncak 3. Di sini lokasinya lapang dan tidak ada pohon besar untuk menahan angin serta sisi kanan serta kirinya jurang sehingga pendaki harus berhati-hati jika ingin mendirikan tenda di Puncak 2 atau 3.
Trek Terjal Dan Cukup Melelahkan
Rute yang dilalui cukup berat. Karena pada dasarnya gunung ini masih minim pengunjung sehingga butuh kekuatan ekstra. Gelapnya malam juga membuat pendaki harus ekstra berhati-hati. Sepanjang perjalanan meniti gunung, kadang sisi kanan atau kiri adalah jurang yang terjal. Kadang semak ilalang yang tinggi membuat pendaki tidak bisa melihat apa-apa.
Jalur pendakian awal masih didominasi dengan ladang penduduk yang berisi bawang merah, daun bawang, tomat, selada, dan beragam sayur mayur lainnya. Lalu di lanjut tanjakan dan hutan-hutan perdu yang penuh dengan daun-daun berduri. Selanjutnya pendaki bertemu dengan tanjakan sempit yang cuma bisa dilewati satu orang.
Jalur turun adalah hutan hujan yang gelap, licin, berakar, dan berotan. Makin menantang karena ketika turun, pendaki harus melewati jalur sungai. Bukan sembarang sungai karena harus melawan arus.
Ada Miniatur Ranu Kumbolo + Warung
Ada hamparan padang air, danau yang luas, di tengah-tengah gunung. Seperti Ranu Kumbolo di Gunung Semeru. Selain itu juga ada warung penjual gorengan dan makanan lain di puncaknya.
Harus Pintar Baca Tanda Biar Tidak Nyasar
Jalur pendakian masih cukup jelas walaupun tanda-tanda jalur menuju puncak sangat minim. Jadi perlu pemimpin yang sudah ahli membaca tanda jalur supaya tidak salah jalan.
Tempat Berlatih TNI AD Dan Motor Trail
Sepanjang perjalanan, akan ditemui jalan-jalan bekas ban motor trail karena kerap kali digunakan sebagai tempat latihan TNI AD. Hati-hati dalam melangkah karena bisa jadi ada ranjau yang digunakan latihan para TNI.
Surganya Pacet
Gunung ini termasuk hutan hujan tropis yang lembap, dan cukup rimbun. Tidak heran kalau gunung ini jadi surganya pacet. Pendaki diharapkan selalu awas dan berhati-hati kalau tidak ingin hewan pengisap darah itu masuk ke celana.
Gunung yang begitu gelap di malam hari, ternyata mengandung jutaan warna keindahan yang menyejukkan mata. Seusai berlelah ria mendaki, dari Puncak Gunung Rakutak pendaki akan dimanjakan oleh pemandangan indah yang diciptakan oleh Tuhan.
Walaupun seringnya kabut turun di Puncak Gunung tidak menjadi penghalang untuk menikmati dan mensyukuri keindahan alam. Setiap pendaki yang ingin melakukan pendakian di sini diberi bibit pohon untuk ditanam di dalam hutan. Jadi selain untuk menikmati alam setiap pendaki juga belajar untuk melestarikan alam.
Alhasil, mendaki Gunung Rakutak butuh kesiapan fisik dan mental yang kuat. Ujian itu sepadan dengan apa yang didapatkan saat membuka mata pagi hari. Nun jauh di sana, Puncak Gunung Cikuray dan Papandayan tampak membelah awan.
Leave a Reply